Padang – PT Semen Padang melakukan efisiensi energi dengan mengoptimalkan pembangkit listrik sendiri serta memanfaatkan pembangkit dari gas buang selain menggunakan listrik dari PLN.
“Kita berusaha mengoptimalkan pembangkit sendiri untuk mendorong efisiensi, salah satu yang kitaan dalkan adalah mengoptimalkan Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG), selain PLTA Kuranji dan PLTA Rasak Bungo,” kata Kepala Unit dan Utility PT Semen Padang, Erick Rezadi Padang, Selasa 14 Juli 2020
Ia menyampaikan saat ini PT Semen Padang membutuhkan daya listrik mencapai 104 MW sehingga perlu melakukan efisiensi.
WHRPG merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang pabrik semen Indarung V merupakan yang pertama di Indonesia dioperasikan sejak 2011.
“Pembangkit ini mampu menghasilkan daya listrik sebesar 8,5 MW atau setara dengan 63,2GWh dalam satu tahun dari panas yang terbuang selama proses produksi, serta mampu memberikan keuntungan hingga Rp5 miliar per bulan atau berkontribusi sebesar Rp55 miliar setahun,” jelasnya.
Ia menerangkan WHRPG merupakan proyek kerja sama dengan pemerintah Jepang melalui NewEnergy Technology Development Organization(NEDO).
WHRPG Semen Padang ini dapat meminimalkan emisi gas CO2 melalui mekanisme Clean Development Mechanism(CDM) sebagai implementasi dari Kyoto Protocol yang telah disepakati melalui UU No 17/ 2004 tentang pengesahan Protocol Kyoto Atas Konvensi Kerangka Kerja PBB Tentang Perubahan Iklim.
Menurut dia WHRPG Semen Padang juga mampu melewati target pengurangan emisi CO2 yang diharapkan pemerintah Jepang sebanyak 15.000 ton danWHRPGSemen Padang ini juga telah menjadi model percontohan dalam penerapan teknologi pembangkit yang ramah lingkungan.