Padang – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Padang membuat sektor perhotelan cukup terpukul, salah satunya yang dialami Hotel Rangkayo Basa Padang.
General Manager (GM) Hotel Rangkayo Basa Padang Widadi mengatakan, PPKM ini membuat sektor perhotelan semakin terjepit, terkhususnya kondisi Hotel Rangkayo Basa.
Menurutnya, selama adanya pemberlakuan PPKM di Kota Padang, okupansi Hotel Rangkayo Basa diperkirakan hanya kurang dari 10 persen.
“Walaupun okupansi pada libur tahun baru Hijriah dan 17 Agustus sempat naik, presentase tersebut masih tidak dapat mencapai angka normal, yaitu 75 persen,” kata Widadi kepada Sumbarbisnis.com di Padang, Jumat 27 Agustus 2021.
Widadi menjelaskan, okupansi Hotel Rangkayo Basa selama pandemi menunjukkan pergerakkan yang fluktuatif.
Dimulai dari penutupan pada bulan April hingga Mei 2020, kemudian menurun hingga akhir tahun 2020 mencapai angka 20 persen.
“Kapasitas pengunjung untuk menginap atau menggelar pertemuan atau acara membuat presentase okupansi di Hotel Rangkayo Basa sempat naik,” jelas Widadi.
Lanjut Widadi dengan adanya penurunan okupansi ini, tarif harga kamar pun juga ikut terdampak.
“Untuk harga juga dapat dikatakan jatuh sekali selama pandemi dan PPKM ini. Hal ini dikarenakan, pandemi menyebabkan perang tarif antarhotel sehingga strategi untuk penurunan harga menjadi dominan untuk menarik minat pengunjung,” kata Widadi.
Selain itu, atas keadaan tersebut, ketenagakerjaan di Hotel Rangkayo Basa juga dihadapkan dengan potensi Pemutusan Hubungan Kerja, alias PHK.
“Hotel Rangkayo Basa melakukan pengurangan tenaga kerja dengan tidak memperpanjang kontrak dengan karyawan,” kata Widadi.
Editor : Ikhwan