Palembang – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengakui bahwa pendistribusian pupuk subsidi masih menemui banyak kendala. Akibatnya, sebanyak 1 juta ton pupuk subsidi mengendap di gudang-gudang produsen pupuk nasional.
“Pupuk kami cek ternyata ini ironis sekali pupuk masih ada stok 1 juta ton,” kata Amran Sulaiman di sela-sela acara Pembinaan Penyuluh Pertanian dalam Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri Sembawa (SMK PP), Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (13/11/2023).
Amran Sulaiman mengatakan bahwa kendala pendistribusian pupuk subsidi disebabkan oleh regulasi yang mengharuskan petani memiliki Kartu Tani. Menurutnya, regulasi tersebut kurang tepat karena tidak dapat diterapkan di daerah-daerah terpencil.
“Karena kartu tani tidak bisa berlaku di daerah remote,” ujar Amran Sulaiman.
Untuk mengatasi kendala tersebut, pemerintah sedang menyusun kebijakan baru yang memungkinkan petani mengakses pupuk tanpa perlu menunjukkan Kartu Tani. Kebijakan baru tersebut juga akan tetap mewajibkan petani menjadi kelompok tani untuk memudahkan monitoring dan evaluasi.
“Insyaallah ke depan cukup gunakan KTP, yang penting petani dapat pupuk. Sekarang sedang harmonisasi,” kata Amran Sulaiman.
Amran Sulaiman mengatakan bahwa kelangkaan pupuk subsidi di tingkat petani dapat berdampak pada penurunan produksi pertanian. Menurutnya, kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan ton.
Selain masalah pupuk subsidi, Amran Sulaiman juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang berupaya mengatasi persoalan lain yang dihadapi sektor pertanian, yaitu El Nino, mesin pertanian, dan bibit.