NewsPolitik

Kampanye Terakhir di Banyuwangi, Mahfud: Kami Optimistis di Pilpres 2024

×

Kampanye Terakhir di Banyuwangi, Mahfud: Kami Optimistis di Pilpres 2024

Sebarkan artikel ini
Kampanye Terakhir di tempat di Banyuwangi, Mahfud: Kami Optimistis Berhasil Pilpres 2024

BANYUWANGI – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD melakukan kampanye di dalam Banyuwangi, Jawa Timur.

Dalam kampanyenya, Mahfud bersilaturahmi ke berbagai pondok pesantren dan juga mengunjungi konferensi dengan nelayan juga petani.

Mahfud mengungkapkan, kunjungan pada Banyuwangi berjalan sukses tanpa mengalami kendala.

Sebelumnya, Mahfud juga telah dilakukan bersafari ke berbagai pondok pesantren di dalam Jawa Timur untuk memberikan motivasi untuk para santri.

“Alhamdulillah ini kunjungan hari terakhir saya ke Jawa Timur, sesudah 3 hari saya berkeliling, semuanya berjalan baik meriah lalu masif juga, meskipun saya sebenarnya membatasi pertemuan di area ruang-ruang tertutup,” ucap Mahfud dalam Kecamatan Muncar, Banyuwangi, hari terakhir pekan (29/12/2023).

Mahfud mengaku, sangat senang mengunjungi acara musyawarah kebangsaan dengan nelayan lalu petani se-Banyuwangi, sebab ribuan orang yang tersebut hadir sangat antusias menyambutnya.

Atas kunjungan di dalam Banyuwangi itu, Mahfud percaya pasangan nomor urut tiga akan meraih kemenangan di tempat Pilpres 2024.

“Yang hadir banyak sekali nah yang sekarang ini memang sebenarnya agak terbuka khusus untuk Muncar, satu kecamatan mampu meledak kaya gini, saya bersyukur alhamdulillah juga untuk Banyuwangi kami optimistis menang,” katanya.

Diketahui, pada acara tersebut, Mahfud menyampaikan salah satu acara unggulannya pada hadapan ribuan orang yang dimaksud hadir di acara tersebut. Mahfud menegaskan, jikalau pasangan nomor urut 3, menang pilpres, pihaknya akan memutihkan kredit macet untuk petani serta nelayan.

Menurutnya, utang petani serta nelayan mampu dilunasi dengan melakukan pemberantasan korupsi di tempat Indonesia. Sebab utang nelayan juga petani tak sebanding dengan kerugian negara yang digunakan ditimbulkan akibat perilaku koruptif.

“Utang petani serta nelayan itu jumlahnya hanya saja 725 miliar, itu kecil dibandingkan dengan hasil rampasan terhadap korupsi yang mana sekarang jumlahnya telah mencapai banyak triliun. Kalau cuma diambil di area bawah 1 triliun untuk melunasi utang petani selama nanti di dalam proses secara sah dan juga pemerintah yang tersebut baru nanti akan yang menimbulkan proses itu menjadi sah untuk rakyat,” katanya.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.