Jakarta – Calon presiden Anies Baswedan dan Prabowo Subianto saling silang pendapat soal kepemilikan lahan dan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas.
Pada debat capres yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1), Anies menyinggung soal kepemilikan lahan Prabowo. Anies menyatakan bahwa Prabowo memiliki 340 ribu hektare lahan, sementara lebih dari separuh tentara tidak memiliki rumah dinas.
“Maaf Pak Prabowo angkanya terlalu kecil. Bukan 320 hektare, tapi 340 ribu hektare. Saya klarifikasi,” kata Anies.
Mendengar klarifikasi itu, Prabowo sontak memotong. Dia menyatakan data yang digunakan Anies salah.
“Itu pun salah. Itu pun salah. Mas Anies jangan,” ucap Prabowo.
Namun sebelum Prabowo sempat melanjutkan interupsinya, moderator segera mengingatkan Menteri Pertahanan itu untuk bicara pada waktunya.
Isu kepemilikan lahan Prabowo juga sempat dibahas pada Pilpres 2019. Saat itu, Presiden Joko Widodo juga menyindir mengenai beratus-ratus ribu hektare lahan milik Prabowo.
Jusuf Kalla yang saat itu menjadi Wakil Presiden pun angkat bicara. Dia mengaku menyetujui secara resmi pembelian lahan oleh Prabowo di Kalimantan Timur pada 2004. Namun, dia menyatakan pembelian itu sesuai dengan undang-undang.
Selain soal kepemilikan lahan, Anies dan Prabowo juga berdebat soal pembelian alutsista bekas. Anies menyindir anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp700 triliun tetapi hanya mampu membeli alutsista bekas.
“Karena itu kami ingin memulihkan anggaran Kementerian Pertahanan yang tidak bisa mempertahankan itu. Justru (anggaran itu) digunakan untuk membeli alat alutsista di saat tentara-tentara kita lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas,” tutur Anies.
Prabowo pun membalas pernyataan Anies itu dengan menyebutnya bicara tanpa data.
“Mungkin ada yang selama bicara tanpa data, mungkin saja didorong oleh ambisi menggebu-gebu sehingga tidak objektif,” ucapnya.
Pembelian alutsista bekas yang disinggung Anies merujuk pada rencana Kemenhan membeli 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 dari Qatar. Pembelian jet tempur buatan 1997 itu mendapatkan kecaman karena dinilai terlalu mahal, 733 juta euro atau setara Rp1,2 triliun, dan masa pakainya yang tidak panjang. Belakangan Kemenhan menyatakan menunda pembelian jet tempur bekas itu.
Selain Anies dan Prabowo, debat capres tersebut juga diikuti oleh Ganjar Pranowo. Ini adalah debat capres ketiga dari lima yang dirancang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyambut Pilpres 2024.