Jakarta – Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memprediksi suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) akan mulai turun pada paruh kedua 2024. Namun, penurunan tersebut akan tergantung pada perkembangan ekonomi tenaga kerja AS.
“Pengangguran di AS masih cukup ketat,” kata Chatib dalam Bank BTPN Economic Outlook 2023 di Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Saat ini, tingkat pengangguran AS berada di level 3,9%. Chatib mengatakan, tingkat pengangguran yang normal untuk AS adalah sekitar 5%.
Jika tingkat pengangguran AS meningkat, kemungkinan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga. Namun, Chatib memperkirakan The Fed tidak akan menurunkan suku bunga hingga ke level sebelum kenaikan, yaitu 0,25%.
“Mungkin Fed Fund Rate akan bertahan pada kisaran 3-3,5%,” kata Chatib.
Senada, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga memproyeksikan suku bunga The Fed akan mulai melandai pada semester II-2024.
“Tahun depan juga masih tinggi, kemungkinan Fed Funds Rate baru turun pada paruh kedua tahun depan,” ujar Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (13/11/2023).
BI memprediksi The Fed akan terus melakukan pengetatan kebijakan moneter hingga paruh pertama 2024. Dengan demikian, suku bunga acuan diperkirakan akan naik sekali lagi menjadi 5,75% dari 5,5%.
Namun, pada paruh kedua 2024, The Fed diperkirakan mulai melonggarkan suku bunga acuannya.