Agam – Tangkapan ikan nelayan di wilayah Pantai Tiku, Kabupaten Kabupaten Agam menurun, karena adanya peralihan musim. Peralihan musim ini pun membuat berubahnya arus pada air laut.
Walau menurun, tidak berdampak pada naiknya harga jual ikan. Harga jual ikan pada kawasan tersebut terbilang stabil.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tanjung Mutiara Arman Aciak mengatakan, pasca lebaran sejumlah nelayan di Pantai Tiku telah kembali melaut.
“Nelayan sudah melaut, untuk hasil masih tidak berubah bagi nelayan bagan, tapi nelayan jaring dan pancing hasil tangkapnnya menurun,” kata Arman di Agam, Jumat 21 Mei 2021.
Arman menjelaskan, menurunnya hasil tangkapan nelayan jaring dan pancing dipicu peralihan masim. Pasalnya, berdasarkan arus akan berpindah berdasarkan perjalanan bulan.
“Kendalanya cuaca dan peralihan musim. Peralihan arus dari Selatan ke Utara, atau sebaliknya akan berdampak bagi nelayan jaring dan pancing,” jelas Arman.
Hal ini berbeda dengan nelayan yang menggunakan bagan, karena daya jelajah bagan lebih jauh, dan tidak begitu dipengaruhi oleh perubahan arus.
“Bagan ini sifatnya kan mengundang ikan dengan menghidupkan lampu, jadi ikan akan datang dengan sendirinya,” terang Arman.
Meski begitu, diakui Arman tidak semua nelayan jaring dan pancing yang mengalami penurun tangkapan, karena hasil tangkapan juga dipengaruhi rezeki nelayan saat melaut.
Ditambahkan, tangkapan yang menurun dan fenomena matinya ikan air tawar di Danau Maninjau tidak mempengaruhi nilai jual ikan laut.
“Harga ikan laut saat ini masih terpantau stabil, tidak begitu berpengaruh,” ujarnya.